Old Song
08.00.00
Lagu itu masih terngiang di kepalaku, sampai sekarang. Tak
lupa beserta semua kenangan yang telah terlalui. Dengan adanya waktu aku sadar
semua itu sudah berlalu, sudah berlari berkilo-kilo meter jauhnya. Walaupun
hati dan perasaan ini terus merasa bahwa itu baru terjadi kemarin, atau bahkan
beberapa menit yang lalu. Tapi raga ini sadar benar semuanya sudah berlalu dan
tinggal kenangan yang tak akan pernah hilang. Sementara semangat dan tekad
terus berlari mengejar impian, hati ini agak tertinggal, sedang sibuk mengambil
semua pecahan-pecahan yang tertinggal. Walau tau semuanya harus terus berjalan,
bahkan berlari, tapi hati ini tetap tak mau meninggalkan semua hal yang
membuatnya bahagia, bahkan belajar untuk dewasa. Pasti masih teringat juga
bahwa kita harus meraih mimpi kita walaupun itu setinggi langit, apapun
halangannya semua kuterjang juga. Walau aku tau benar masalah juga banyak yang
menghambat, tapi aku tetap saja berlari. Kaki ini kadang terluka, tk jarang
sampai berdarah dan membuat bekas luka yang paling dalam, tapi begitulah
kerikil, kadang ada yang tajam kadang juga hanya sekedar kecil yang sangat tak
jantan. Semangat ini masih terus berlari, berkutat dengan orang-orang besar
yang lebih kuat, tak kenal penat. Walau air mata dan keringat selalu menghiasinya,
dia tetap semangat. Aku yakin aku tak selamanya jadi kecil, waktu juga yang
akan membawa aku berjalan, mengikuti arus menaiki perahu kertas dengan warna
favoritku. Perlahan aku tau, satu dua orang akan mulai hilang, diambil oleh
badai, dilalap oleh arus sungai yang selalu deras. Orang-orang dengan cepat
pergi dan datang, berganti bagai hari yang tak pernah mau berhenti. Tapi aku
tetap tidak mau berhenti berjalan, bahkan semakin cepat mengendarai perahu
kertasku. Aku sangat yakin dengan mimpi yang besar dan aku juga tau, tidak
selamanya aku bersama orang-orang yang sekarang ada di sekitarku. Mereka yang
kucintai, nantinya juga akan pergi, ditarik jiwanya oleh Tuhan, hanya
dikembalikan lewat mimpi-mimpi indahku saja. Membuat diri ini kesepian, harus
benar-benar berjuang sendirian. Memutar semua piringan hitam dengan lagu lama,
sendirian. Mengenang semua yang terputar didalamnya dengan sendirian. Hingga
seorang yang sudah ditakdirkan Tuhan, berada dengat dengan diriku, sangat dekat
bahkan kita berlari bersama. Orang-orang dengan wajah baru mungkin, atau bisa
saja orang yang sama dari masa lalu, masih dengan senyum yang sama, dan lebih
dewasa. Orang yang mau mendengar dan memutar lagi lagu lama, lewat piringan
hitam yang sudah tak lagi indah. Orang yang mengajarkan tentang warna yang
baru, yang mengajakku berlari lewat pelangi yang baru. Orang-orang yang sudah
ditakdirkan Tuhan untuk bersamaku, hingga tangan Tuhan ingin memisahkan kita,
memisah dunia kita, antara nyata dan tak nyata. Tapi tetap selama adanya waktu
aku dan orang itu, kita akan terus berlari sambil mendengar lagu lama, dari
piringan hitam kuno yang berdebu.
0 comments
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca dan berkomentar.