Puisi Untuk Mereka.
16.17.00
Hari hujan membasahi atap,
namun tidak menghilangkan mimpi diatasnya.
Hari siang membakar kaki namun
tak sedikit pun membuang semangat yang menjalar.
Hari berangin itu pasti akan
aku rindukan, seburuk apapun dia.
Tidak juga aku lupakan hari bersalju
yang selalu kita tunggu kedatangannya.
Walau air hujan terlanjur
membasahi kita, mimpi ini akan tetap kering.
Akan tetap terbang bersama awan
cerah yang tersenyum manis kearah kita.
Walau bukan darah yang
menyatukan kita, semangat ini akan tetap menjalar.
Menjalar diantara darah kita
yang tak senada.
Aku akan terus mengingat
semuanya.
Air hujan senyuman kita dan
panas matahari penurun keringat kita.
Aku senang saat melihatmu
tersenyum karena air hujan membasahi bumi kita.
Aku senang melihatmu tertawa
saat berhembus halus angin di bumi kita.
Aku akan selalu mengenangnya
dalam kalbuku.
Seakan semua ini tak ada
habisnya, walau aku ingin segera mengakhirinya.
Rasa cinta dan kasih sayang
yang tersembunyi diantara hembusan angin akan terus kupendam bersama hari dan
hatiku.
Aku mencintai kalian bukan
karena kita sedarah.
Karena aku sadar tanpa kalian
aku bukan siapa-siapa.
Dan aku tau, bila Tuhan tidak
mempertemukan kita, hingga saat ini aku tak akan tau bahwa hujan lebih indah
dari pelangi.
Karya : Tristansha Noor Andini [27 November 2015]
Terima kasih sudah baca, dan semoga kalian
mendapat manfaat dari apa yang aku tuliskan. Salam hangat, Sha.
0 comments
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca dan berkomentar.