Jadi Dewasa
Gaada yang pernah bilang, kalau jadi dewasa itu menyenangkan. Banyakan, malah ingin kembali jadi anak-anak aja terus, sampai entah kapan, pokoknya maunya tk atau sd aja, karna dewasa terlalu rumit bahkan untuk keinginan tidur dibawah jam dua belas. Tidak ada yang pernah bilang bahwa menjadi dewasa itu mudah. Yang ada, malah yang selalu dikoarkan, "jadi dewasa, bukan cuma dari umur, pemikiran, kamu bisa 20 tahun umurnya tapi pemikiranmu belum dewasa, sikapmu masih teka". Tua itu pasti, dewasa belum tentu, iya omongan yang entah berapa kali terdengar, terbaca bahkan terlihat.
Mendapat banyak sekali hal tidak menyenangkan, tidak serta merta menjadikan kita dewasa. Hanya merasakan kebahagiaan juga tak menjamin kita masih kekanak-kanakan. Dewasa itu apa?
Rasanya, tidak pernah ada kata yang jelas mengartikan apa itu dewasa, selain kematangan, secara fisik dan mental. Kematangan fisik, mudah sekali terlihat. Orang berumur 20 saja, pasti secara fisik selalu sudah dewasa. Tapi kematangan mental? Hal yang abu-abu, objek jernih yang tak bisa dipandang hanya dengan mata, atau sekilas. Perlu pemahaman, perlu pengenalan. Tapi pada akhirnya kematangan akan mental, tidak pernah mencapai ujungnya. Ada yang berkata, menjadi dewasa adalah saat mampu menyelesaikan semua masalah sendiri. Orang lain bilang, menjadi dewasa adalah waktu dimana kita mampu mengakui kekurangan dan meminta bantuan.
Walaupun berbeda, rasanya aku ikut setuju pada keduanya. Iya, jadi dewasa adalah saat bisa menyelesaikan masalah sendiri tapi iya juga dengan meminta bantuan. Bagiku, meminta bantuan, dan tidak menjadi terlalu percaya diri dan mengakui kekurangan juga satu bagian dari menyelesaikan masalah dengan mandiri. Namanya juga manusia, tidak mungkin semua-semuanya bisa dilakukan sendiri. Bahkan saat hal terkecil seperti mengambil remot di meja saja kadang kita butuh bantuan. Menjadi dewasa, sama sekali tidak berarti kita tidak membutuhkan bantuan siapapun dan bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Itu menyusahkan, dan kita tidak mampu.
Tapi lagi-lagi, rasanya definisi menjadi dewasa tetap tidak bisa menemui akhirnya. Entah, rasanya sangat abu-abu. Mungkin akan selamanya seperti ini, mungkin juga sampai nanti. Mungkin besok kita sadar apa itu dewasa, mungkin esok kita jadi dewasa.
Tristansha, 04 September 2020