Takdir (?)

08.30.00

Kutulis pada lembar demi lembar sebuah buku usang yang, kuharap tidak luntur oleh masa, tak jua hilang ditelan raksasa. Meski perubahan telah banyak dibuat, telah dimakan umur kata-kata kecil tak berasa, aku tahu nyatanya aku tak berubah banyak. Bukan pedih yang kurasa, hanya aneh saja menatap diriku yang kini sudah enam belas. Saat kau tau banyak yang akan berubah, ternyata itu sangat menakutkan. Entah bagaimana nantinya aku akan merindu, mengenang masa indah yang telah dirayap masa, habis dibakar sang mentari dari kejauhan. Saat kutoleh kebelakang ternyata memang tak banyak yang telah terlewat, tak terlalu jauh aku telah melangkah. Tak banyak yang aku lakukan. Semua yang terlewat rasanya hanya seperti sebuah kesempatan yang, Alhamdulillah datang padaku. Karena nyatanya, tanpa benang takdir yang dibentangkan Allah, aku tak mengerti bagaimana caranya aku akan terbangun hari ini. Walau seperti hanya sedikit yang terlalui, ternyata ada banyak masa tak terduga yang ikut berlari mengarungi takdir. Walau kadang, terpikir bahwa tak pantas raga ini menerima takdir yang telah digariskan, terlalu besar tanggung jawab untuk sebuah raga kecil yang berusaha tidak rapuh. Karena mata ini melihat ada yang bekerja lebih keras, bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan keringat bercampur air mata darah. Seraya melihat, otak ini kadang tak capai mencerna kenapa tak orang berair mata darah itu saja yang mendapat takdir semacam ini. Karena sungguh bagi raga ini, orang tersebut tentu terlihat lebih pantas, lebih terlihat indah berdiri disana. Sungguh rasanya tak pantas jiwa ini ada bersama mereka, karena seperti yang terlihat, usaha yang tertoreh bahkan tak sedikitpun mengeluarkan keringat. Dan raga ini juga jelas tahu bahwa pasti orang lain yang usahanya hingga berdarah itu sebal. Tak tau juga apa maksud takdir. Karena aku hanya seorang biasa yang tak istimewa, yang mengeluh bila salah, lantas kenapa?
-
-
-
Jawabannya masih 'entahlah', karena benang takdir mengarah kesini mungkin? atau mungkin ini sebuah jalan yang salah? Benar masih buta mata melihat takdir. Tapi apapun itu akan diri ini berjuang sedikit demi sedikit bahkan mungkin nantinya hingga menangis darah, siapa juga yang tahu?

-
-
-
Tristansha Noor Andini (16 years old girl)

You Might Also Like

2 comments

  1. Apapun yang sudah dipersiapkan dalam garis takdir kita, tak boleh membuat kita berhenti membuat hari ini sia-sia :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca dan berkomentar.